KEBUDAYAAN NIAS

 KEBUDAYAAN NIAS

Penelitian ini menemukan Pulau Nias telah dihuni sejak 12.000 tahun yang lalu oleh imigran dari daratan Asia, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau. Budaya Hoabinh di Vietnam yang sama dengan budaya yang ada di Pulau Nias menimbulkan dugaan imigrasi penduduk dari Vietnam.

Nias Utara: 127.530

Nias Barat: 81.431

Nias Selatan: 289.708

Nias: 135.778

Suku Nias adalah kelompok etnik yang berasal dari Pulau Nias. Mereka menamakan diri mereka "Ono Niha" (Ono berarti anak/keturunan; Niha = manusia) dan Pulau Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö berarti tanah). Hukum adat tradisional Nias secara umum disebut fondrakö. Masyarakat Nias kuno hidup dalam budaya megalitik, dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang.


Makanan tradisional

1. Gowi Nihandro (Gowi Nitutu ; Ubi tumbuk)

2. Harinake (daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil)

3. Godo-godo (ubi / singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang di taburi dengan kelapa yang sudah di parut)

4. Köfö-köfö(daging ikan yang dihancurkan, dibentuk bulat dan dijemur/dikeringkan/diasap)

5. Ni'owuru (daging babi yang sengaja diasinkan agar bisa bertahan lama)

6. Rakigae (pisang goreng)

7. Tamböyö (ketupat)

8. löma (beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu)

9. Gae nibogö (pisang bakar)

10. Kazimone (terbuat dari sagu)

11. Wawayasö (nasi pulut)

12. Gulo-Gulo Farö (manisan dari hasil sulingan santan kelapa)

13. Bato (daging kepiting yang dipadatkan dalam bentuk bulat agar dapat bertahan lama; terdapat di Kepulauan Hinako)

14. Nami (telur kepiting dapat berupa nami segar atau yang telah diasinkan agar awet, dapat bertahan hingga berbulan-bulan tergantung kadar garam yang ditambahkan)


Peralatan Rumah Tangga trandisional

1. Bowoa tanö - periuk dari tanah liat, alat masak tradisional

2. Figa lae - daun pisang yang dipakai untuk menjadi alas makanan

3. Halu (alat menumbuk padi) 

4. Lösu - lesung

5. Gala - dari kayu seperti talam

6. Sole mbanio - tempat minum dari tempurung

7. Katidi - anyaman dari bambu

8. Niru (Alat untuk menapik beras untuk memisahkan dedak)

9. Haru - sendok nasi

10. Famofu - alat niup api untuk memasak

11. Fogao Banio (alat pemarut kelapa)


Minuman tradisonal 

Tuo (tuak) adalah minuman yang berasal dari air sadapan pohon nira (dalam bahasa Nias "Pohon Nira" = "töla nakhe" dan pohon kelapa (dalam bahasa Nias "Pohon Kelapa" = "töla nohi") yang telah diolah dengan cara penyulingan. Umumnya Tuo nifarö mempunyai beberapa tingkatan (bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkohol). Dimana Tuo nifarö No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.

Tuo mbanua / Sataha (minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi 'laru' berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol)


Tarian tradisional 

1. Fahombo (Lompat Batu)

2. Fataele/Foluaya[pranala nonaktif permanen](Tari Perang)

3. Maena (Tari berkelompok)

4. Tari Moyo (Tari Elang)

5. Tari Mogaele

6. Fangowai (Tari sekapur sirih/penyambutan tamu)

7. Fame Ono nihalö (Pernikahan)

8. Omo Hada (Rumah Adat)

9. Fame'e Töi Nono Nihalö (Pemberian nama bagi perempuan yang sudah menikah)

10. Fasösö Lewuö (Menggunakan adu bambu untuk menguji kekuatan pemuda Nias)



Komentar

Posting Komentar